Pilih Wireless Charger atau Kabel?

Halo Sob! seperti yang sering dibilang, kalo sekarang itu zamannya udah berbeda dari dulu-dulu. Kalo dulu masih ada keypad handphone nya, sekarang semua sudah touch screen, dan ini menjadi habbit baru buat kita semua, sama seperti yang akan kita bahas hari ini. perihal teknologi yang rame. Yap! Wireless charger. Tapi udah tau belum sih, kalo wireless charger ini udah ada sejak tahun 2012 loh. meski hanya untuk beberapa device aja ya waktu itu. Tapi emang sebenarnya wireless charger ini bisa di pake sama semua device gak sih?

Perlu diketahu bahwa sebenarnya belum semua tipe smartphone bisa menggunakan wireless charger ya, hanya yang memang sudah didukung dengan teknologi yang serupa aja. lalu bedana wireless charger dan pengisi daya  apa sih?

kalo kita telaah secara sederhana, perbedaan wireless charger dan charger kabel sudah terlihat jelas dari teknologinya. Charger kabel yang masih mengandalkan kabel untuk mengirim daya ke device. Sedangkan wireless charger sendiri sebenernya dapat dibagi menjadi 3 metode pengisian daya. Pertama adalah mengisi baterai ponsel dengan bantalan pengisi daya yang menggunakan komponen pengantar elektromagnetik yang berpasangan. Kedua, menggunakan resonansi elektromagnetik, seperti yang diterapkan pada stasiun pengisian dengan model mangkuk. Terakhir, adalah pengisian energi menggunakan gelombang radio, yang dapat menjangkau jarak yang lebih jauh (± 4 meter).

Dari sisi tampilan, wireless charger memang lebih memberikan kesan high-tech, dan lebih memberikan nilai estetika dengan mengeleminasi penggunaan kabel yang suka berbelit pada charger kabel. Namun, kalau kita lihat dari segi efektivitas, jelas wireless chargber tidak sebaik dengan charger kabel. Dikatakan demikian karena daya yang dihasilkan lebih sedikit. Selain itu, waktu yang diperlukan ketika mengisi menggunakan wireless charger juga lebih lama jika dibandingkan dengan pengisian baterai menggunakan kabel karena perbedaan medium penghantar energi.

selain itu, bagi kita yang sering banget gunta-ganti kabel charger, jelas ini solusi banget dong. Loh maksudnya masih menggunakan kabel? Ya, meski namanya wireless charger, namun wireless charger pad yang berfungsi sebagai pengisi daya tetap perlu disambungkan ke kabel. Tapi, karena tidak dipasang dan lepas sesering kita charge ponsel, tentu penggunaan kabel pada wireless charger akan lebih awet. Eitsss, tapi soal harga juga perlu jadi perhatian khusus karena wireless charger memiliki harga yang cukup lebih mahal dibanding dengan charger kabel.

Teknologi wireless charging  memiliki dua teknologi. Yang pertama adalah induksi medan magnet dan yang kedua teknologi resonansi medan magnet. Hadirnya dua teknologi ini, dihasilkan beberapa standar wireless charging bergantung pada konsorsium tertentu. Berikut penjelasan tentang standar teknologi wireless charging.

Qi

Konsorsium pertama dilahirkan oleh Wireless Power Consortium. Konsorsium ini menghadirkan standar yang disebut Qi (dibaca “Chee”). Teknologi ini menghadirkan wireless charging dengan standar induksi medan magnet. Pada perkembangan selanjutnya, Qi juga menerapkan teknologi resonansi medan magnet.

Standar Qi sendiri adalah standar paling populer karena didukung oleh berbagai produsen ponsel terkemuka. Produsen atau perusahaan yang tergabung dalam konsorsium ini adalah Apple, Asus, Google, HTC, Huawei, LG Electronics, Motorola Mobility, Nokia, Samsung, BlackBerry, Xiaomi, dan Sony.

PMA

Standar kedua adalah Powermat. Powermat ini diinisiasi oleh Power Matter Alliance atau PMA. Standar ini menerapkan teknologi induksi medan magnet.

Meskipun menerapkan teknologi yang sama dengan Qi, PMA tidak memiliki kompabilitas dengan Qi. Jadi, Ponsel yang mendukung Qi wireless charging tidak dapat diisi daya memakai wireless charger pad yang mendukung teknologi PMA. Namun, ada beberapa HP yang juga mendukung dua teknologi ini, yakni Qi wireless charging dan PMA wireless charging.

Rezense

Alliance for Wireless Power atau A4WP adalah aliansi yang mengeluarkan standar wireless charging dengan teknologi Rezense. Standar ini menggunakan resonansi medan magnet untuk mentransfer daya. Keunggulan dari standar ini adalah ponsel tidak perlu berada langsung di atas wireless charger pad. Malah satu wireless charger pad dapat mengisi beberapa ponsel sekaligus.

Air Fuel Alliance

Air Fuel Alliance adalah standar hasil kolaborasi A4WP dan PMA. Kolaborasi ini ditujukan sebagai tantangan untuk teknologi Qi. Mengapa? Karena di pasaran, teknologi Qi adalah teknologi wireless charger yang populer.

Nah itu dia sob! terkait dengan wireless charger dan kabel, jadi kalo menurut kamu gimana? Kamu bisa dapetin wireless charger dan kabelnya bisa di Vention Indonesia ya!

Kamu bisa dapetin product Vention Indonesia Kamu juga bisa dapatin  product Vention Indonesia diseluruh marketplace Vention Indonesia yah Sob, kamu juga bisa ikutin update seputar Vention di Instagram dan juga Tiktok, Vention For Your Audio Visual Enjoyment.